Friday, August 28, 2009

UNTAIAN NASIHAT LUQMAN UNTUK BUAH HATINYA

SIAPAKAH LUQMAN?

Para ulama berselisih dalam masalah penamaan ayah dan nasabnya, kenabian dan profesion serta sifat-sifat fizikalnya. Al-Hâfizh Ibnu Katsîr Rahimahullah menjelaskan, ia adalah Luqmân bin ‘Anqâ bin Sadûn.Sebahagian besar ulama Salaf menyatakan, Luqmân Rahimahullah bukanlah nabi dan tidak pula mendapatkan wahyu, melainkan ia seorang wali Allah Subhanahu wa Ta'ala yang taat, shâlih, dan bijaksana, yang telah dikurniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala berbagai keutamaan, berupa kecerdasan akal, kedalaman pemahaman terhadap Islam, sifat pendiam dan tenang, serta hikmah dalam berkata-kata.

Adapun mengenai pekerjaan Luqman Rahimahullah, di antara para ulama terjadi perbezaan pendapat. Ada yang mengatakan, ia seorang budak hitam yang bekerja sebagai tukang kayu. Ada pula yang mengatakan sebagai penjahit. Ada pula yang mengatakan sebagai penggembala. Dan ada pula yang mengatakan sebagai Qadhi (hakim) di masyarakat Bani Israil. Sedangkan mengenai sifat-sifat fizikal beliau, banyak para ulama yang menjelaskan, ia adalah seorang budak Habsyah yang hitam, berbibir tebal, dan berkaki pecah-pecah.

Nasihat 1 :SYIRIK MERUPAKAN KEZHALIMAN YANG AMAT BESAR

Dan (Ingatlah) ketika Luqmân berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”. (Qs. Luqmân/31:13).

Pada ayat di atas, Luqmân Rahimahullah menasihati anaknya, Tsarân agar tidak berbuat syirik. Sebagai seorang ayah yang telah dikurniai Allah Subhanahu wa Ta'ala sifat bijaksana dan kemampuan berkata-kata dengan kedalaman makna dan penuh hikmah, Luqmân memberi sebuah nasihat sangat berharga untuk buah hatinya yang sangat ia sayangi.

Dia menasihati anaknya agar tidak menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sesuatu apapun, karena syirik merupakan kezhaliman yang amat besar. Kerana dalam perbuatan syirik ini tidak ada suatu pun perbuatan dosa yang lebih besar dan buruk daripada dosa menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan makhluk-Nya, dosa menyamakan derajat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Sempurna dan Yang Maha berhak untuk disembah kerana kesempurnaan sifat-sifat-Nya; dengan makhluk-Nya yang sarat kekurangan dan kelemahan.

Oleh sebab itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan mengampuni dosa seseorang yang berbuat syirik, jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat dari perbuatan syiriknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang maksudnya :

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Surah an-Nisâ‘/4:48).

Syirik merupakan kezhaliman yang sangat besar dan Keimanan seorang muslim tidak mungkin lurus dan benar jika masih tercampur dengan kezhaliman ini. Kerana tidak mungkin sebuah keimanan dan tauhid bercampur dengan kesyirikan dan kekufuran.

Ayat di atas juga memberikan isyarat yang jelas kepada para ayah atau orang tua, para guru, pengajar dan pembimbing secara umum, agar mereka menasihati anak-anaknya sejak awal lagi Yaitu dengan menanamkan dan memahamkan serta mengajarkan prinsip-prinsip dasar ke- Islaman dan keimanan, berupa aqidah atau tauhid. Hal ini pun telah dicontohkan oleh seorang ayah, pembimbing, dan guru yang terbaik, yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam , tatkala beliau menasihati sepupunya, ‘Abdullah bin ‘Abbâs radhiallahu'anhu yang saat itu umurnya masih sangat muda.

‘Abdullah bin ‘Abbâs radhiallahu'anhuma berkata, yang artinya: Pada suatu hari, aku pernah dibonceng oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dan beliau bersabda: “Wahai anak kecil, sesungguhnya aku ingin mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; ‘Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati-Nya di depanmu. Jika kamu ingin meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan jika kamu ingin memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya jika seluruh umat bergabung untuk memberikan sebuah manfaat kepadamu, mereka semua tidak akan boleh memberikan manfaat itu kecuali jika Allah telah menetapkannya untukmu. Dan jika mereka semua bergabung untuk memberikan sebuah mudharrat/ bahaya kepadamu, mereka semua tidak akan bisa memberikan madharrat/bahaya itu kecuali jika Allah telah menetapkannya (pula) untukmu. Pena telah diangkat, dan buku catatan (amal) telah kering’.”


Nasihat 2:WAJIB BERBAKTI DAN TAAT KEPADA ORANG TUA SELAMA PERINTAHNYA TIDAK MENYALAHI SYARIAT

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surah Luqmân/31:14-15).

Pada ayat ke-14 dan ke-15 surat Luqmân ini, setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk memenuhi hak-Nya dengan beribadah hanya kepada- Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk memenuhi hak orang tua, dengan berbakti dan taat kepadanya selama perintah mereka tidak menyelisihi syariat. Kita diperintah untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua, kerana merekalah yang menyebabkan kita ada di dunia ini dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala; dan terlebih lagi berbakti kepada ibu, kerana, ibu telah mengandung kita, merasakan payahnya ketika kita masih berada di dalam perutnya. Hingga akhirnya melahirkan kita dengan menahan rasa sakit yang luar biasa. Ibu mempertaruhkan nyawa demi keselamatan kita. Tidak hanya sampai di situ, ibu juga menyusui kita, mengurus dengan sabar, hingga dalam jangka waktu dua tahun. Sampai akhirnya kita tumbuh berkembang, kuat dan dewasa. Demikian pula dengan ayah, ia telah membanting tulang mencari nafkah untuk memenuhi keperluan kita dan ibu.

Oleh kerana itu, sudah semestinya jika taat dan berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap anak. Tentunya, kewajiban tersebut berlaku selama bakti dan ketaatan terhadap perintah mereka berdua tidak menyelisihi atau menyalahi syariat. Hal ini banyak diterangkan dalam Al-Qur‘ân maupun hadits-hadits shahîh, di antaranya seperti firman-Nya berikut:

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surah al-’Ankabût/29:8).

Namun begitu, ada juga yang bertanya, "bagaimana pula kalau ibu bapa kami ni garang sangat, salah sikit mesti marah? kadang2 sampai saya tak tahan, lalu turut meninggikan suara dengan mak bapa saya?" Astaghfirullahal'azhim... bagi mereka yang turut mempunyai pengalaman yang sama seperti ini, kita kena ingat, Allah takdirkan sesuatu mesti ada sebabnya...bukan untuk bermain-main...semua ini adalah ujian Allah swt untuk meningkatkan lagi darjat keimanan kita. Sesungguhnya SABAR itulah yang paling baik.

Sedangkan jika ibu bapa kita mengajak kepada kemaksiatan, malah kekufuran pun kita tidak boleh mengasari mereka melainkan menolak dengan cara yang baik.

Kalau sekarang, kita tidak rasa bahagia sebab mempunyai ibu bapa seperti itu dan ini...
YA! memang..sebab manusia tidak boleh sama sekali membahagiakan kita...kebahagiaan itu datangnya daripada ALLAH swt. Dan, kepada mereka yang merasa begitu bahagia dengan ibu bapanya..Ingat! dan bersyukurlah! Sesungguhnya semua itu adalah kehendak Allah yang dalam batasan Allah jua.

Sebagai contoh, seperti yang telah dilakukan oleh Sa’ad bin Abi Waqqâsh radhiallahu'anhu , ketika sang ibu memaksanya murtad dari Islam. Para ulama berpendapat, ayat ke-8 surah al-’Ankabût, dan ayat ke-14 dan ke-15 surat Luqmân ini di atas turun dengan sebab kisah Sa’ad bin Abi Waqqâsh radhiallahu'anhu.

Dalam Shahîh Muslim, dari Sa’ad bin Abi Waqqâsh radhiallahu'anhu, beliau berkata yang artinya :

Ibu Sa’ad (bin Abi Waqqâsh) bersumpah untuk tidak berbicara dengannya selama-lamanya sampai Sa’ad kufur (keluar) dari agamanya (yaitu, Islam). Dia pun bersumpah untuk tidak mau makan dan minum. Dia berkata: “Kamu mengatakan bahwa Allah memerintahkanmu untuk taat/berbakti kepada kedua orang tuamu, sedangkan aku adalah ibumu, dan aku memerintahkanmu untuk kufur (dari Islam)”. Ibu Sa’ad pun bertahan (tidak makan dan minum) selama tiga hari, hingga ia pengsan kerana kepayahan. Maka salah satu anaknya yang bernama ‘Umarah memberinya minum. Ibu Sa’ad pun mendoakan keburukan untuk Sa’ad, maka Allah 'Azza wa Jall menurunkan dalam Al-Qur`ân ayat ini: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusunya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapamu, Hanya kepada- Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutu- kan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”.

Oleh kerana itu, bagaimanapun keadaan orang tua, kita diwajibkan oleh Allah 'Azza wa Jalla untuk taat dan berbakti kepada mereka, selama bukan merupakan perkara maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika orang tua memerintahkan kita untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban untuk mentaati perintah mereka. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda:

… Sesungguhnya ketaatan hanya dalam hal yang baik.

Baginda Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:

… Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta (Allah Subhanahu wa Ta'ala ).



Nasihat 3: LUQMAN RAHIMAHULLAH MENANAMKAN AQIDAH KEPADA PUTRANYA TENTANG KEKUASAAN ALLAH YANG MUTLAK DAN ADANYA HARI PEMBALASAN

(Luqmân berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, nesaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Qs. Luqmân/31:16).

Pada ayat ke-16, Luqmân kembali menasihati putranya, bahwa sekecil apapun perbuatan seseorang, baik berupa ketaatan maupun kemaksiatan, pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membalasnya. Perbuatan baik, maka balasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala pun baik. Jika perbuatan tersebut buruk, maka balasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala pun demikian. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun, dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya, dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (Qs. al-Anbiyâ‘/21:47).

Maka, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari pandangan Allah 'Azza wa Jalla. Oleh karena itu, di akhir ayat 16 surat Luqmân ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Nasihat 4: LUQMAN RAHIMAHULLAH MEMERINTAHKAN PUTRANYA UNTUK MENEGAKKAN SOLAT, MENEGAKKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DAN BERSABAR TERHADAP MUSIBAH

Hai anakku, dirikanlah solat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Qs. Luqmân/31:17).

Luqmân memerintahkan si anak untuk solat, karena merupakan ibadah yang paling penting. Selanjutnya, memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar. Perintah ini menuntut seseorang agar mengetahui perkara-perkara yang ma’ruf dan kemungkaran, serta sifat pendukungnya, yaitu kelembutan dan kesabaran. Lantaran pasti akan menghadapi cubaan saat menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar, Luqmân memerintahkan supaya bersabar. Perkara-perkara ini termasuk ‘azmil-umûr (perkara besar lagi perlu perhatian lebih), hingga tidak ada yang memperoleh taufik untuk menjalankannya kecuali orang-orang yang benar-benar bertekad.

Secara khusus, mengenai pembinaan anak-anak untuk mengerjakan solat sejak dini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan solat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak mau melakukan solat) ketika berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.


Nasihat 5 : LUQMAN RAHIMAHULLAH MENGAJARKAN KEPADA PUTRANYA AGAR TIDAK SOMBONG, ANGKUH DAN TIDAK MEMBANGGAKAN DIRI

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (kerana sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Luqmân/31:18)

Dalam ayat lain, Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman:

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekalikali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Qs. al-Isrâ‘/17:37).

Dan sungguh, nasihat Luqmân ini pun telah diajarkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk kita, seperti ditunjukkan beberapa hadits berikut. Hadits ‘Abdullah bin Mas’ûd radhiallahu'anhu , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

Tidak (akan) masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sekecil dzarrah dari kesombongan”. (Kemudian) ada seorang yang berkata: “Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan seliparnya bagus,” (maka) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”.

Hadits Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

Tatkala seorang berjalan dengan angkuh sombong dengan mengenakan dua lapis pakaiannya, maka Allah benamkan dia ke dalam bumi. Dia pun terus demikian naik turun di dalam bumi sampai hari kiamat.

Hadits Hâritsah bin Wahb al-Khuzâ’i radhiallahu'anhu , ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

“… Maukah aku beritahu kalian; siapakah penghuni neraka?” Mereka menjawab: “Tentu”. Rasulullah bersabda: “Setiap orang yang kasar, tamak/serakah dan sombong”.

Nasihat 6: LUQMAN RAHIMAHULLAH MENGAJARKAN KEPADA PUTRANYA AGAR TAWAADHU’, BERLAKU TENANG DAN TIDAK MENINGGIKAN SUARA

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buru

k suara ialah suara keledai. (Qs. Luqmân/31:19).

Pada ayat ke-19, Luqmân juga menasihati putranya untuk tawâdhu’ (rendah hati), tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak terlalu lambat dalam berjalan. Dia juga menasihati anaknya untuk tidak berlebih-lebihan dalam berbicara, dan tidak meninggikan suara untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya pada pembicaraan tersebut. Sampai-sampai Luqmân mengumpamakannya dengan suara keledai yang buruk.

Al-Hâfizh Ibnu Katsîr rahimahullah berkata: “Seburuk-buruk perumpamaan orang yang meninggikan suaranya adalah bagaikan keledai dalam ringkikannya. Selain itu, suara ini pun dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala “.



KAJI KESAN TERAPI WUDHUK UNTUK TANGANI H1N1

Penyakit selesema babi yang agak membimbangkan ini seharusnya membuka minda kita, mata kita dan hati kita untuk lebih dekat dengan Allah swt. Allah swt yang turunkan penyakit...dan Allah swt juga menyediakan penawarnya. Yang paling beruntung ialah orang-orang yang bertaqwa. Bila Allah swt uji dengan pelbagai macam ujian kesenangan, kesakitan, kesusahan...namun, hati tetap mengingati Allah swt. Kerana datangnya kita daripada Allah...pasti akan pergi kepada Allah jua... Mudah-mudahan artikel ini dapat membawa kita mengenali Allah melalui ciptaanNYa..


Sebagai umat Islam, kita diajar bahawa solat itu tiang agama. Dalam penghuraian lebih panjang, para ulama dan tok-tok guru menyebutkan bahawa sebagai tiang, maka sesiapa mendirikan solat bererti dia mendirikan agama. Sebaliknya, jika ia meninggalkan solat seolah-olah dia meruntuhkan agamanya.


Huraian itu sebenarnya bersandarkan sebuah hadis Nabi Besar Muhammad s.a.w. Ia dipetik sebahagian besar ulama dan diletakkan sebagai hujah paling kuat memastikan solat dikerjakan umat Islam.

Kita juga sering dibacakan petikan ayat-ayat al-Quran yang memperihalkan kelebihan-kelebihan lain dari ibadat solat. Antaranya yang paling masyhur ialah janji Allah di dalam al-Quran bahawa solat itu mampu mencegah perbuatan yang keji dan mungkar (baca Surah al-Ankabut 29:45).
Malangnya, tidak semua yang mengamalkan ibadat rukun Islam itu berupaya mendapat hasil seperti disebutkan. Sebegitu ramai yang bersolat, tetapi dalam kehidupan seharian mereka gagal mempamerkan tindakan sebagai seorang yang bebas dari melakukan kekejian dan kemungkaran.

Begitu juga dengan janji Allah menerusi firmanNya yang mengaitkan zikrullah sebagai terapi menenang dan mententeramkan hati (baca Surah ar-Ra'd 13:28). Sekali lagi, di antara ibadat yang disarati zikrullah adalah solat. Maka secara logiknya, seseorang yang menyempurnakan solatnya akan memperolehi suatu tahap ketenangan hati.

Malang lagi, kita tidak perlu bersusah-payah membuktikan hakikat betapa sebegitu ramai umat Islam yang bersolat tetapi tidak menzahirkan tindakan atau amalan hidup sebagai seorang yang tenang dan tenteram hatinya.

Kita berhak mempersoalkan di mana silapnya. Namun ia tidak sepatutnya melarat kepada mempersoalkan kebenaran janji-janji Allah tadi. Maha Suci Dia dari segala kelemahan dan Dia juga Maha Menepati janjiNya.

Cuma, dalam dunia sains dan teknologi kini, hampir segala dakwaan tentang kebaikan sesuatu menuntut pembuktian secara saintifik atau berfakta. Maka mungkin wajar ada pihak melakukan kajian terperinci dan menyeluruh tentang kesan positif solat terhadap tabiat dan perlakuan umat Islam.

Alhamdulillah, setakat ini sudah ada pe
ngkaji menemui bukti kukuh secara saintifik bahawa amalan solat dapat menjadi terapi menyembuhkan penyakit yang dihidapi seseorang.
Akhbar harian pada 6 Ogos lalu memuatk
an laporan mengenai penemuan saintifik bahawa masalah mati pucuk yang menghantui 40 peratus lelaki dunia berusia 40 tahun ke atas boleh diatasi dengan menunaikan solat.

Khabar yang membanggakan umat Islam itu dibuktikan melalui kajian saintifik seorang pakar kejuruteraan bioperubatan Universiti Malaya (UM), Professor Madya Dr Fatimah Ibrahim. Menurutnya, selepas sebulan menjalani terapi solat yang diperkenalkan olehnya, dua lelaki menghidap masalah mati pucuk berjaya menunjukkan perkembangan positif.

Katanya, melalui terapi itu seseorang lelaki ya
ng memiliki masalah berkenaan perlu menunaikan solat sebanyak 12 rakaat secara berterusan dalam masa setengah jam sebanyak tiga kali seminggu. Mengambil kira gabungan amalan solat-solat fardhu dan sunat yang disyariatkan Islam, keperluan itu tidak sukar dipenuhi.

"Sebagai contoh seorang pesakit boleh menunaikan solat sunat empat rakaat sebelum dan selepas menunaikan solat Zohor untuk tujuan terapi itu,"jelasnya.
Difahamkan kajian itu adalah sebahagian daripada projek penyelidikan saintifik
universiti berkenaan mengenai kesan biologikal solat kepada tubuh badan manusia. Antara kajian lain di bawah projek itu adalah kesan positif solat kepada ketenangan minda, kesihatan jantung dan masalah sakit pinggang.
Terapi solat, sembuh penyakit
Kajian tersebut telah mengesahkan bahawa setiap pergerakan dalam solat merangsang otot lantai pelvik.
"Memang pakar perubatan mencadangkan lelaki mati pucuk melakukan senaman otot lantai pelvik, tetapi dengan bersolat otot berkenaan dapat diregangkan secara automatik," akui Dr Fatimah lagi.
Menurutnya, dua pesakit yang dimaksudkan tel
ah berjaya mengurangkan tahap mati pucuk selepas menjalani terapi solat selama sebulan dengan menunjukkan sedikit reaksi ketegangan zakar.
Tidak syak lagi penemuan saintifik ini ad
alah sesuatu yang membanggakan umat Islam. Tepat sepertimana disebutkan Dr Fatimah, "ini menunjukkan solat bukan sahaja ibadah wajib tetapi merawat fizikal dan minda".

Kini terhidang di hadapan kita satu lagi kejadian yang sepatutnya mendorong para pengkaji menggali kesan-kesan positif satu lagi ibadat Islam, iaitu wuduk. Sebegitu banyak hadis dan ayat al-Quran menyuruh kita mengambil wuduk. Matlamat utama perbuatan itu ialah untuk menyucikan diri, sama ada dari kekotoran lahiriah mahu pun batiniah.
Sebegitu banyak juga hadis Rasulullah s.a.w. menerangkan fadhilat atau kelebihan wuduk. Antaranya disebutkan tentang cahaya dari muka orang yang berwuduk itu akan
menerangi hidupnya di alam barzakh. Titisan air wuduk dari anggota yang dibasuh pula dikaitkan dengan penyucian dosa.

Wuduk juga dikaitkan dengan amalan yang mendorong kesihatan kepada pengamalnya. Apatah lagi ia merupakan salah satu di antara perb
uatan bersuci dalam Islam. Seseorang yang sering berwuduk akan memastikan dirinya sentiasa berada dalam keadaan bersih, paling tidak pada anggota wajib wuduk, iaitu tangan, muka dan kakinya.Sebab itu apabila dinilai syor badan kesihatan dunia dalam menangani penularan wabak selsema babi (H1N1) kini, beberapa langkah disebutkan itu tidak lari dari perbuatan utama dalam berwuduk. Antaranya ialah membasuh tangan, membersihkan mulut dan hidung.
Selain tiga pancaindera ini merupakan sebahagian daripada muka yang wajib dibasuh ketika berwuduk, Islam juga mensyariatkan membasuh tangan hingga ke siku. Disunatkan juga orang berwuduk itu berkumur-kumur dan melakukan istinsyak, yakni menyedut air ke hidung dan menghembuskannya kembali (untuk menyucikan rongga hidung), selain memulakan wuduk dengan membasuh pergelangan tangan.

Selain ketika berwuduk, Rasulullah s.a.w. turut mengesyorkan umat Islam (amalan sunat) membasuh tangan dan menyucikan rongga hidung sebelum melakukan apa-apa yang lain sebaik bangkit dari tidur. Ada hadis menyebutkan "kita tidak tahu ke mana tangan kita pergi semasa tidur", dan "hidung sebagai tempat tidur syaitan tatkala kamu tidur".

Kesan positif ajaran dan amal ibadat dalam Islam terhadap manusia memang sudah dijangkakan. Sebagai umat Islam kita diyakinkan menerusi sebegitu banyak firman Allah dan sabda Junjungan Muhammad s.a.w. yang menegaskan kelebihan dan manfaat setiap ibadat yang kita laksanakan.

Sememangnya bagi seorang yang benar imannya terhadap Allah, dia tidak memerlukan bukti kajian saintifik atas sesuatu ibadat atau amalan Islam sebelum melakukannya. Cukuplah ia diterima sebagai perintah Allah dan sabda Rasulullah s.a.w. yang mesti dipatuhi untuk mereka yakini bahawa kesemua perintah itu mengandungi segala macam hikmah dan manfaat yang tidak semestinya tergapai oleh pengkajian akal manusia.

Bagaimana pun, tidak salah bagi pakar perubatan dan ilmuan Islam kita mengambil kesempatan atas penularan wabak selsema babi kini untuk kita buktikan secara saintifik betapa amalan berwuduk yang diwajibkan Islam pada ketika tertentu dan disunatkan pada setiap masa itu sebenarnya terapi atau langkah preventif terbaik yang menepati ciri-ciri langkah pencegahan H1N1 disyorkan badan kesihatan dunia kini.

Sumber: http://harakahdaily.net/

Saturday, August 22, 2009

ADA APA DENGAN DEWA 19 DAN YAHUDI?

SIAPA YAHUDI???

Sebelum pertanyaan di atas dijawab, terlebih dahulu kita kenal dulu siapa bangsa Yahudi ini? Kenapa kita perlu begitu concern dengan isu Yahudi ini? Semuanya ada dalam kitab kepercayaan Yahudi yang begitu utuh dipasakkan ke segenap jiwa yang berbangsa Yahudi...Menurut Kitab Talmud, kitab hitam Yahudi :

Pertama : Bangsa lain selain Yahudi adalah bagaikan binatang.

Dalam kitab Talmud Yerusalem halaman 94 disebutkan: " Air mani yang darinya tercipta bangsa-bangsa lain yang berada di luar agama Yahudi adalah air mani kuda"


Dalam Midrash Talpioth (Vol 225d) dijelaskan bahawa kaum non Yahudi adalah hanya berbeza bentuk dengan binatang.


Kitab Zohar (1,131a)... sejak adanya mereka, maka dari itu, semua manusia non Yahudi mengotori alam, kerana roh mereka lahir dari bahagian yang najis.


Sanhondrin (74b) Tosepoth, berbunyi : "Hubungan seksual orang Goim (orang non Yahudi) adalah seperti hubungan seksual binatang."


Talmud, kitab 6, Bab 8, butir ke-9 : Sesungguhnya Talmud mewajibkan atas setiap orang Yahudi untuk melaknat orang Kristian sebanyak 3 kali dalam sehari, dan berdoa agar membasmi dan menghancurkan raja-raja serta para pemimpin mereka, juga diwajibkan kepada orang Yahudi untuk merampas harta benda mereka dengan cara apapun.


KEDUA : Rencana besar bangsa Yahudi

Bangsa Yahudi mempunyai rencana besar untuk menguasai seluruh umat manusia di muka bumi, kemudian membuat mereka bertindak secara sedar atau tidak sedar dengan menjadi pelayan Yahudi yang darjatnya dianggap sama dengan binatang.


KETIGA : Strategi bangsa Yahudi

Banyak strategi yang dilancarkan oleh bangsa Yahudi ini yang berkaitan dengan kemanusiaan, dialog lintas agama, hak asasi manusia, Biasiswa, penyebarluasan simbol Yahusi dan lain-lain yang semuanya merupakan taktik belaka untuk mencapai matlamat akhir mereka.

Penyebaran simbol-simbol Yahudi ini ternyata sudah dalam tahap yang memprihatinkan. Yang begitu mengejutkan apabila salah satu kumpulan muzik terkenal Indonesia, iaitu DEWA 19 telah secara konsisten menyebarkan simbol Yahudi ini pada setiap album mereka. Siapakah sebenarnya Dewa dan Ahmad Dhani (penyanyi utama)?



MENGAPA DALAM SETIAP ALBUM DEWA 19 BANYAK SIMBOL ANEH???

1. Album DEWA 19 (1992)

Di cover depannya ada gambar piramid yang atasnya disamarkan, tapi jika diperbesar akan tampak ada sesuatu di puncaknya. Ini mirip dengan lambang gerakan rahasia Zionisme (Iluminati). Bandingkan dengan gambar piramid Yahudi yang terdapat dalam lembaran One Dollar AS.




2. Album TERBAIK-TERBAIK (1995)

Terpampang simbol Dewa RA (Dewa Matahari Dalam Mitologi Mesir Kuno). Dewa Ra diklaim Yahudi sebagai salah satu dewa mereka. Di Sinagog lambang ini lazim dipajang. Selain itu, dalam album yang sama ada pula gambar satu halaman Protocol of Zions dalam bahasa Ibrani.



Album TERBAIK-TERBAIK (1995)

Ridwan Saidi (pakar Zionisme) yang menguasai bahasa Ibrani menegaskan, “Ini jelas diambil dari satu gambar Protocol of Zions, karena diatas lembaran itu ada judul dan logo. Ini tidak ada dalam Taurat ataupun Talmud”.

Lalu ada simbol lingkaran dengan titik di tengahnya, dimana personil Dewa berdiri dibawahnya. Simbol ini lazim dikenal sebagai simbol Mata Syaitan yang menguasai dunia (evil eye), sebuah simbol Yahudi. Di bahagian lain dalam album yang sama, simbol mata setan juga dimuat.


3. Album The Best of Dewa 19 (1999)

Di pinggiran disc-nya terdapat simbol panah dan garis lurus yang saling memotong seperti salib. Lambang garis tersebut sebenarnya sinar yang saling memotong. Ini salah satu simbol dari gerakan Freemansonry Lambang sinar yang saling memotong ini secara “kreatif” juga terdapat dalam cover kaset bahagian dalam dan depan secara keseluruhan.



4. Album Bintang Lima (2000)

Gambar sayap lazim dipakai sebagai salah satu simbol gerakan perkumpulan Theosofie Yahudi.

Album Bintang Lima (2000)


5. Album Cintailah Cinta (2002)

Cover depan album Dewa ini memuat secara mencolok simbol Eye of Horus. Horus adalah Dewa Burung dalam mitologi Mesir Kuno. Sama seperti Dewa Ra, Yahudi juga mengklaim Horus merupakan salah satu dewa mereka. Di cover dalam juga terdapat simbol yang sekilas mirip mata, tapi sebenarnya merupakan contekan habis salah satu simbol yang terdapat dalam buku The Secret Language of Symbol yang disarikan dari kitab Yahudi, Taurat. Simbol ini biasa disebut Femina Geni. Masih dalam album ini, juga terdapat beberapa simbol-simbol mata, yang merupakan salah satu simbol Gerakan Freemasonry.


6. Album Atas Nama Cinta I & II (2004)

Lambang sayap yang merupakan lambang resmi Dewa dimuat dalam album live ini dengan latar belakang hitam kelam.

7. Album Laskar Cinta (2005)

Inilah album ketujuh Dewa yang akhirnya menjadi batu sandungan dan membuka selubung semua album-album Dewa sebelumnya yang sarat dengan kampanye simbol & lambang Yahudi. Selain lambang Allah yang dimuat tidak sebagaimana mestinya, tipologi huruf “Laskar Cinta” pun mengambil dari pola huruf Ibrani.

“Pola huruf tulisan Laskar Cinta diambil dari pola huruf Ibrani,” ujar Ridwan Saidi seraya membuka kitab Taurat berbahasa Ibrani asli dari Israel.

Dibawah lagu berjudul “Satu” (album Laskar Cinta), berisi ajaran sesat yang mengatakan ada kesatuan wujud antara Sang Khaliq dengan mahluk-Nya. Dalam bahasa Syekh Siti Jenar atau Al Hallaj, fahaman ini disebut “Manunggal ing kawulo Gusti”. Parahnya, ini seakan dibenarkan sendiri oleh Ahmad Dhani dengan menulis di bawah lirik lagu tersebut dalam cover versi kaset, “THANKS TO: AL-HALLAZ”.

Album Laskar Cinta (2005)

Dalam album yang sama versi CD, di bawah lirik lagu “Satu”, ditulis Ahmad Dhani, “THANKS TO: SYEKH LEMAH ABANG”, yang tak lain adalah nama lain dari Syekh Siti Jenar.

Siapakah Ahmad Dhani?

Di Album tertulis: DHANI THANKS TO:…. JAN PIETER FREDERICH KOHLER (THANKS FOR THE GEN). Dhani berterima kasih kepada: Jan Pieter Frederich Kohler (Terima kasih atas darah keturunannya).

“Merunut dari silsilah keluarga, Jan Pieter Frederich Kohler adalah datuk Dhani (dari pihak Ibu) yang berkebangsaan Jerman. “Kohler” adalah nama keluarga, sejenis marga. Jadi jelaslah, Dhani punya kebanggaan akan darah darah keturunannya itu,” ujar pengamat Zionisme H. Ridwan Saidi.

Boleh jadi, sebab itulah dalam berbagai kesempatan show, Dhani Dewa mengenakan kalung Bintang David, simbol Zionis-Israel.

Bermula dari kes kontroversi logo Allah, terkuaklah misteri dibalik (Dhani) Dewa. Dalam album-album Dewa, bertebaran gambar dan simbol-simbol Yahudi.

“Ada apa ini? Dalam album-album selanjutnya Dewa juga banyak memuat logo dan simbol-simbol Zionis. Ini harus dilacak, ada apa di belakang Dewa?” papar Ridwan Saidi. “Saya sebagai orang yang telah lama mempelajari Zionisme berani menyatakan jika ini merupakan usaha penyebaran simbol-simbol Yahudi terbesar sepanjang sejarah Indonesia!”

wallahu’alam…

Kepada semua Muslimin dan muslimat..berhati-hatilah dalam berhibur.. carilah muzik yang benar-benar mendekatkan kita pada Allah.. mengajak kita mengenal Allah benar-benar pada jalan aqidah yang lurus..

Berhibur tiada salahnya...

Kerna hiburan itu INDAH..

Hanya apabila SALAH MEMILIHnya..

Membuat kita jadi BERSALAH..

Fikir-fikirkan..

Thursday, August 20, 2009

RENUNGAN: AZAB ALLAH BENAR BELAKA

Entry ini saya petik daripada blog al-syahidah.blogspot.com yang diperolehi dari kiriman e-mail kisah benar untuk direnung-renung dan difikir-fikirkan bersama... InsyaAllah...sama-sama kita muhasabah...

Selama hampir sembilan tah
un menetap di Mekah dan membantu ayah saya menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui pelbagai pengalaman menarik dan pelik. Bagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai bila-bila. Ianya berlaku kepada seorang wa nita yang berusia di pertengahan 30-an.Kejadian itu berlaku pada pertengahan 1980-an semasa saya menguruskan satu rombongan haji.


Ketika itu umur saya 20 tahun dan masih menuntut di Universiti Al-Azhar, Kaherah. Kebetulan ketika itu saya balik ke Mekah sekejap untuk menghabiskan cuti semester. Saya menetap di Mekah mulai 1981 selepas menamatkan pengajian di Sekolah Agama Gunung Semanggol, Perak. Keluarga saya memang semuanya di Mekah, cuma saya seorang saja tinggal dengan nenek saya di Perak. Walaupun masih muda, saya ditugaskan oleh bapa saya, Haji Nasron untuk menguruskan jemaah haji dan umrah memandangkan saya adalah anak sulung dalam keluarga. Berbalik kepada cerita tadi, ketibaan wa nita tersebut dan rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bas. Semuanya nampak riang sebab itulah kali pertama mereka mengerjakan haji.

Sebaik
sampai, saya membawa mereka menaiki bas dan dari situ, kami menuju ke Madinah. Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hinggalah kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bas berkenaan. Turunlah mereka seorang demi seorang sehingga tiba kepada giliran wa nita terbabit. Tapi tanpa apa-apa sebab, sebaik sahaja kakinya mencecahkan bumi Madinah, tiba-tiba wa nita itu tumbang tidak sedarkan diri. Sebagai orang yang dipertanggungjawabk an mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wa nita berkenaan. "Kakak ni sakit," kata saya pada jemaah-jemaah yang lain. Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah nampak panik dengan apa yang sedang berlaku. "Badan dia panas dan menggigil. Kakak ni tak sedarkan diri, cepat tolong saya...kita bawa dia ke hospital," kata saya.Tanpa membuang masa, kami mengangkat wa nita tersebut dan membawanya ke hospital Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain dihantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di hospital Madinah, wa nita itu masih belum sedarkan diri. Berbagai-bagai usaha dilakukan oleh doktor untuk memulihkannya, namun semuanya gagal. Sehinggalah ke petang, wa nita itu masih lagi koma. Sementara itu, tugas mengendalikan jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wa nita tersebut terlantar di hospital berkenaan. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi hospital Madinah untuk mengetahui perkembangan wa nita tersebut. Bagaimanapun, saya diberitahu dia masih tidak sedarkan diri. Selepas dua hari, wa nita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu.

Memandangkan usaha untuk memulihkannya semuanya gagal, maka wa nita itu dihantar ke Hospital Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan rawatan lanjut sebab pada masa itu hospital di Jeddah lebih lengkap kemudahannya berbanding hospital madinah. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadual haji mesti diteruskan. Kami bertolak pula ke Mekah untuk mengerjakan ibadat haji. Selesai haji, sekali lagi saya pergi ke Jeddah. M alan gnya, bila sampai di Hospital King Abdul Aziz, saya diberitahu oleh doktor bahawa wa nita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di hospital.

Selepas dua hari menunggu, akhirnya wa nita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya. Tapi sebaik saja terpandang wajah saya, wa nita tersebut terus memeluk saya dengan erat sambil menangis teresak-esak. Sudah tentu saya terkejut sebab saya ni bukan muhrimnya. Tambahan pula kenapa saja dia tiba-tiba menangis?? Saya bertanya kepada wa nita tersebut, "Kenapa kakak menangis?" "Mazlan.. kakak taubat dah Lan. Kakak menyesal, kakak takkan buat lagi benda-benda yang tak baik. Kakak bertaubat, betul-betul taubat." "Kenapa pulak ni kak tiba-tiba saja nak bertaubat?" tanya saya masih terpinga-pinga. Wa nita itu terus menangis teresak-esak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Seketika kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil iktibar oleh kita semua.

Katanya, "Mazlan, kakak ni sudah berumah tangga, kahwin dengan lelaki orang putih. Tapi kakak silap. Kakak ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Ibadat satu apa pun kakak tak buat. Kakak tak sembahyang, tak puasa, semua amalan ibadat kakak dan suami kakak tak buat. Rumah kakak penuh dengan botol arak. Suami kakak tu kakak sepak terajang, kakak pukul-pukul saja," katanya tersedu-sedan. "Habis yang kakak pergi haji ini?" "Yalah...kakak tengok orang lain pergi haji, kakak pun teringin juga nak pergi." "Jadi apa sebab yang kakak menangis sampai macam ni sekali. Ada sesuatu ke yang kakak alami semasa sakit?" tanya saya lagi. Dengan suara tersekat-sekat, wa nita itu menceritakan, "Mazlan...Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma tu, kakak telah diazab dengan seksaan yang benar-benar pedih atas segala kesilapan yang telah kakak buat selama ini. "Betul ke kak?" tanya saya, terkejut.
"Betul Mazlan.
Semasa koma itu kakak telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada kakak. Balasan azab Lan, bukan balasan syurga. Kakak rasa seperti diazab di neraka. Kakak ni seumur hidup tak pernah pakai tudung. Sebagai balasan, rambut kakak ditarik dengan bara api. Sakitnya tak boleh nak kakak ceritakan macam mana pedihnya. Menjerit-jerit kakak minta ampun minta maaf kepada Allah."



"Bukan itu saja, buah dada kakak pula diikat dan disepit dengan penyepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini... putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada kakak rentung terbakar, panasnya bukan main. Kakak menjerit, menangis kesakitan.. Kakak masukkan tangan ke dalam api itu dan kakak ambil buah dada tu balik." tanpa mempedulikan pesakit lain dan jururawat memerhatikannya wa nita itu terus bercerita.

Menurutnya lagi, setiap hari dia diseksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi peluang langsung untuk berehat atau dilepaskan daripada hukuman sepanjang masa koma itu dilaluinya dengan azab yang amat pedih.

Dengan suara tersekat-sekat, dengan air mata yang makin banyak bercucuran, wa nita itu meneruskan ceritanya, "Hari-hari kakak diseksa. Bila rambut kakak ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti nak tercabut kulit kepala.. Panasnya pula menyebabkan otak kakak terasa seperti menggelegak. Azab itu cukup pedih...pedih yang amat sangat...tak boleh nak diceritakan. " sambil bercerita, wa nita itu terus meraung, menangis teresak-esak. Nyata dia betul-betul menyesal dengan kesilapannya dahulu.

Saya pula terpegun, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Begitu sekali balasan Allah kepada umatnya yang ingkar. "Mazlan...kakak ni nama saja Islam, tapi kakak minum arak, kakak main judi dan segala macam dosa besar.

Kerana kakak suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sedarkan diri itu kakak telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam. Tak ada isi pada buah itu melainkan duri-duri saja. tapi kakak perlu makan buah-buah itu sebab kakak betul-betul lapar. "Bila ditelan saja buah-buah itu, duri-durinya menikam kerongkong kakak dan bila sampai ke perut, ia menikam pula perut kakak.

Sedangkan jari yang tercucuk jarum pun terasa sakitnya, inikan pula duri-duri besar menyucuk kerongkong dan perut kita. Habis saja buah-buah itu kakak makan, kakak diberi pula makan bara-bara api. Bila kakak masukkan saja bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan kakak rasa seperti terbakar hangus..

Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya. Selepas habis bara api, kakak minta minuman, tapi...kakak dihidangkan pula dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk. Tapi kakak terpaksa minum sebab kakak sangat dahaga. Semua terpaksa kakak lalui...azabnya tak pernah rasa, tak pernah kakak alami sepanjang kakak hidup di dunia ini."


Saya terus mendengar cerita wa nita itu dengan tekun.. Terasa sungguh kebesaran Allah. "Masa diazab itu, kakak merayu mohon kepada Allah supaya berilah kakak nyawa sekali lagi, berilah kakak peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti-henti kakak memohon. Kakak kata kakak akan buktikan bahawa kakak tak akan ulangi lagi kesilapan dahulu. Kakak berjanji tak akan ingkar perintah Allah akan jadi umat yg soleh. Kakak berjanji kalau kakak dihidupkan semula, kakak akan tampung segala kekurangan dan kesilapan kakak dahulu, kakak akan mengaji, akan sembahyang, akan puasa yang selama ini kakak tinggalkan."

Saya termenung mendengar cerit wanita itu. Benarlah, Allah itu maha Agung dan maha Berkuasa..Kita manusia ini tak akan terlepas daripada balasannya. Kalau baik amalan kita, maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak. Alhamdulillah...wanita tersebut telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah.

"Ini bukan mimpi Mazlan. Kalau mimpi, azabnya takkan sampai pedih macam tu sekali. Kakak bertaubat Mazlan, kakak takkan ulangi lagi kesilapan kakak dahulu. Kakak bertaubat...kakak taubat nasuha," katanya sambil menangis-nangis. Sejak itu, wanita berkenaan benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling warak. Amal ibadahnya tak henti-henti.

"Kakak...yang kakak sembahyang teruk-teruk ni kenapa. Kakak kena jaga juga kesihatan diri kakak. Lepas sembahyang Isyak tu kakak baliklah, makan nasi ke, berehat ke..." tegur saya.

"Tak apalah Mazlan. Kakak ada bawa buah kurma. Bolehlah kakak makan semasa kakak lapar." menurut wa nita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia mengqadakan semula sembahyang yang ditinggalkannya dahulu.

Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaan wa nita itu, takut kerana ibadah dan tekanan perasaan yang keterlaluan dia akan jatuh sakit pula. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadat keterlaluan hingga mengabaikan kesihatannya.

"Tak boleh Mazlan.. Kakak takut...kakak dah merasai pedihnya azab tuhan. Mazlan tak rasa, Mazlan tak tau. Kalau Mazlan dah merasai azab itu, Mazlan juga akan jadi macam kakak. Kakak betul- betul bertaubat."
Wa nita itu juga berpesan kepada saya, katanya, "Mazlan, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai tudung, Mazlan ingatkanlah pada mereka, pakailah tudung. Cukuplah kakak seorang saja yang merasai seksaan itu, kakak tak mau wa nita lain pula jadi macam kakak. Semasa diazab, kakak tengok undang-undang yang Allah beri ialah setiap sehelai rambut wa nita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada orang lelaki yang bukan muhrimnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau 10 orang lelaki bukan muhrim tengok sehelai rambut kakak ini, bermakna kakak mendapat 10 dosa."

"Tapi Mazlan, rambut kakak ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang tengok rambut kakak, ini bermakna beribu-ribu dosa yang kakak dapat. Kalau 10 orang tengok, macam mana? Kalau 100 orang tengok? Itu sehari, kalau hari-hari kita tak pakai tudung macam kakak ni??? Allah..."

"Kakak ber azam , balik saja dari haji ini, kakak akan minta tolong dari ustaz supaya ajar suami akak sembahyang, puasa, mengaji, buat ibadat. Kakak nak ajak suami pergi haji. Seperti mana kakak, suami kakak tu Islam pada nama saja. Tapi itu semua kesilapan kakak. Kakak sudahbawa dia masuk Islam, tapi kakak tak bimbing dia. Bukan itu saja, kakak pula yang jadi seperti orang bukan Islam."

Sejak balik dari haji itu, saya tak dengar lagi apa-apa cerita tentang wanita tersebut. Bagaimanapun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma? Tidak. Saya percaya dia bercakap benar. Jika dia berbohong, kenapa dia berubah dan bertaubat nasuha?

Satu lagi, cubalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam Al-Quran dan hadis. Adakah ia bercanggah? Benar, apa yang berlaku itu memang kita tidak dapat membuktikannya secara saintifik, tapi bukankah soal dosa dan pahala, syurga dan neraka itu perkara ghaib? Janganlah bila kita sudah meninggal dunia, bila kita sudah diazab barulah kita mahu percaya bahawa "Oh... memang betul apa yang Allah dan Rasul katakan. Aku menyesal.... " itu dah terlambat.

Sumber : http : //al-syahidah.blogspot.com

Related Posts with Thumbnails

Click 'PLAY' for listening very nice Al-Quran recitations

Halwa Telinga Penyejuk Jiwa


width="228"height="128"name="FlashContent"allowscriptaccess="never" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer">
Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity